Welcome>>Selamat Datang Di Blog Marga Sung ^^

Jumat, 11 Februari 2011

TRADISI TAHUN BARU IMLEK

Asal-usul perayaan Tahun Baru Imlek  terlalu tua untuk dikaji. Walau bagaimanapun, pendapat umum mengatakan,  ‘Nian’ atau ‘tahun’, adalah nama untuk raksasa yang sering mencari mangsa pada malam sebelum tahun baru. Menurut lagenda, Nian mempunyai mulut yang sangat besar, dan mampu menelan banyak manusia dengan satu gigitan. Manusia pada waktu itu sangat  takut akan raksasa Nian ini. Pada satu hari, kebun buluh yang berdekatan dengan perkampungan terbakar. Buluh-buluh yang terbakar itu meletup dan mengeluarkan bunyi yang sangat kuat seperti petasan. Hal  Ini telah menakutkan Nian lalu ia tidak berani untuk mendekati kampung itu. Orang-orang tua juga telah berpesan agar orang-orang kampung menggantungkan kertas berwarna merah di pintu-pintu dan didalam  rumah mereka pada saat menjelang datangannya  tahun baru, hal ini untuk menghalau Nian yang akan mengganas lagi. Warna merah sangat ditakuti oleh Nian, dan mampu menghalau raksasa itu.
Begitulah lagenda yang dipercayai oleh masyarakat  Tionghoa.  Tradisi  bermain petasan dan menggantung kertas merah masih diteruskan hingga saat  ini, walaupun banyak  diantara genererasi muda Tionghoa  yang tidak tahu maksud dan  tujuan tradisi tersebut dilakukan. Mereka hanya beranggapan bahwa tradisi  tersebut hanya untuk meramaikan datangnya  Tahun Baru Imlek.

Angpau
Salah satu sebab mengapa Tahun Baru Imlek selalu dinanti-nantikan oleh anak-anak adalah  pemberian ‘angpau’ atau sampul merah yang berisikan uang. Bagi yang belum kawin, mereka layak untuk menerima angpau.  Pemberian angpau  ini adalah untuk pengucapkan rasa syukur  tahun baru  tersebut dan berharap memperolehi kekayaan dan nasib yang baik dalam tahun tersebut.

Petasan  dan Barongsai
Petasan dan Barongsai  identik dalam perayaan Tahun baru Imlek. Petasan dimainkan untuk menghalau makhluk jahat yang sering menganggu ketenteraman manusia. Namun begitu, dari waktu ke waktu tradisi petasan mulai digantikan  dengan kembang api. Di Indonesia tradisi petasan mulai ditinggalkan seiring dengan larangan Pemerintah untuk memainkan petasan.

Barongsai  adalah  tarian yang penuh dengan kesenian dan menjadi simbol yang menakjubkan bagi masyarakat  Tionghoa. Barongsai  yang menyerupai Singa dimainkan oleh dua pemain, dimana satu orang memegang kepala sementara lainnya bertindak sebagai ekornya. Butuh waktu  yang lama untuk berlatih sebelum seseorang itu benar-benar mahir memainkan sehingga menjadi petunjukan yang serasi dan menarik.

Pantangan dalam menyambut  Tahun Baru Imlek

Membersihan rumah
Seluruh ruangan rumah mesti sudah dibersihkan sebelum datangnya  tahun baru. Pada malam tahun baru, semua alat sapu, pel dan semua jenis alat mencuci (pembersih)  di simpan di tempat yang aman (gudang). Menyapu dan mengepel  tidak boleh  dilakukan pada hari tahun baru, karena menurut kepercayaan masyarakat  Tionghoa, nasib baik (rejeki) akan disapu bersama dengan sampah-sampah tersebut. Selepas tahun baru, lantai rumah akan disapu, dimulai dari pintu ke tengah rumah dan diletak di sudut. Sampah-sampah yang disapu itu tidak akan dibuang hingga hari ke 5 perayaan.

Ambil yang jernih, buang yang keruh
Bermain petasan/kembang api  pada malam Tahun Baru adalah satu cara untuk mengucapkan selamat  tinggal kepada tahun yang akan ditinggalkan, dan menyongsong tibanya tahun baru. Pada malan tahun baru hingga tengah malam tahun baru, semua pintu dan jendela dibiarkan terbuka untuk mengantar  tahun yang lama pergi dan menyambut  tahun  yang baru yang datang.

Aktivitas di Tahun Baru
Semua hutang sepatutnya telah dibayarkan sebelum tahun baru. Semua orang perlu menjaga perlakuan masing-masing pada waktu ini. Dilarang sama sekali menggunakan perkataan-perkataan kotor yang membawa maksud sial dan tidak baik. Merujuk kepada tahun yang baru ditinggalkan, dilarang pada hari tahun baru bersedih, segala-segalanya mesti maju ke depan dan tidak boleh memandang ke belakang lagi.
Dilarang sama sekali menangis pada tahun baru, karena dikwatirkan orang tersebut akan menangis sepanjang tahun tersebut.

Kebersihan dan penampilan diri
Pada hari tahun baru, dilarang sama sekali mencuci rambut, karena hal ini akan mengakibatkan orang tersebut mambasuh pergi segala nasib baik untuk tahun baru itu. Pakaian merah disarankan untuk dipakai. Merah dianggap warna cerah dan terang, yang memungkinkan pemakainya memperolehi masa depan yang terang. Dipercayai bahwa, cara pemakaian pada tahun baru menentukan nasib seseorang itu pada tahun tersebut. anak-anak, saudara dekat dan orang yang belum kawin diberi angpau untuk masa depan yang cerah.

Hiasan Tahun Baru Imlek
Sebelum datangnya Tahun Baru Imlek, keluarga Tionghoa akan menghiasi  rumah mereka dengan bunga yang sedang mekar berkembang, di Indonesia selain bunga hidup juga bunga plastik yang umumnya bunga Mei Hwa, kotak buah berisi jeruk, dan juga kotak buah berisi 8 jenis buah kering yang manis. Di dinding dan pintu pula akan digantung dengan hiasan indah seperti puisi dan ucapan tahun baru yang dilukis di atas kertas merah serta gantungan lainnya di dalam rumah seperti lampion dan lain-lan..

Jeruk
Kebiasaannya bagi orang Tionghoa, mereka akan membawa bingkisan yang berisi jeruk dan angpau yang akan diberikan apabila berkunjung ke keluarga  atau kerabat pada Tahun Baru Imlek. Menurut kepercayaan orang Tionghoa,  jeruk yang masih mempunyai daun mempunyai maksud hubungan seseorang dengan yang lain akan terjalin erat. Manakala bagi yang baru menikah, ini melambangkan hubungan perkawinan yang terjalin akan mekar sehingga mendapat anak yang ramai. Jeruk adalah lambang kegembiraan bagi masyarakat Tionghoa.

0 komentar:

Posting Komentar